Latihan Soal OSN IPA SD : Isu kesehatan lingkugan dan teknologi
Latihan Soal OSN IPA SD tentang Isu kesehatan lingkugan dan teknologi yang bisa dipelajari.
Latihan Soal OSN IPA SD
Isu Kesehatan Lingkungan, dan Teknologi
oleh : www.folderosn.com
Soal 1.
Seorang siswa melakukan percobaan dengan menambahkan ragi (Saccharomyces cerevisiae) ke dalam adonan tepung dan gula. Setelah didiamkan selama 1 jam di tempat hangat, adonan tersebut mengembang menjadi dua kali lipat ukurannya. Proses apakah yang diterapkan siswa tersebut dan apa hasil utamanya yang menyebabkan adonan mengembang?
A. Fermentasi alkohol, menghasilkan gas oksigen (O2)
B. Fermentasi alkohol, menghasilkan gas karbon dioksida (CO2)
C. Fermentasi asam laktat, menghasilkan asam yang memadatkan adonan
D. Pasteurisasi, membunuh bakteri sehingga adonan lebih awet
Pembahasan:
* Jawaban: B
- A (Salah): Prosesnya benar fermentasi alkohol, tetapi gas yang dihasilkan adalah karbon dioksida, bukan oksigen. Oksigen justru digunakan dalam respirasi aerob.
- B (Benar): Ragi (Saccharomyces) melakukan fermentasi alkohol pada gula dalam adonan. Proses ini menghasilkan etanol (alkohol) dan gas karbon dioksida (CO2). Gelembung-gelembung gas CO2 inilah yang terperangkap dalam adonan dan menyebabkannya mengembang.
- C (Salah): Fermentasi asam laktat biasanya dilakukan oleh bakteri (misalnya pada yoghurt) dan menghasilkan asam laktat, bukan gas yang membuat adonan mengembang.
- D (Salah): Pasteurisasi adalah proses pemanasan untuk membunuh mikroba, bukan proses untuk mengembangkan adonan.
Soal 2.
Perhatikan dua proses berikut:
- Pembuatan tempe menggunakan jamur *Rhizopus oryzae*.
- Pembuatan yoghurt menggunakan bakteri *Lactobacillus bulgaricus*.
A. Tempe mengubah protein nabati menjadi lebih sederhana, yoghurt mengubah gula susu (laktosa) menjadi asam laktat.
B. Tempe mengubah karbohidrat kedelai menjadi alkohol, yoghurt mengubah protein susu menjadi asam laktat.
C. Tempe adalah fermentasi aerobik (butuh O2), yoghurt adalah fermentasi anaerobik (tidak butuh O2).
D. Tempe menggunakan jamur untuk menghasilkan antibiotik, yoghurt menggunakan bakteri untuk menghasilkan gas.
Pembahasan:
* Jawaban: A
- A (Benar): Ini adalah analisis yang paling tepat. Jamur pada tempe "memecah" protein kompleks pada kedelai menggunakan enzimnya (hifa jamur menembus kedelai), sehingga lebih mudah dicerna. Bakteri pada yoghurt "memakan" gula susu (laktosa) dan mengubahnya menjadi asam laktat, yang membuat yoghurt terasa asam dan kental.
- B (Salah): Tempe tidak menghasilkan alkohol (itu fermentasi ragi). Yoghurt mengubah laktosa (gula), bukan protein, menjadi asam laktat.
- C (Salah): Keduanya, baik tempe maupun yoghurt, adalah proses yang membutuhkan kondisi oksigen minimal atau anaerobik (meski tempe butuh sedikit aerasi). Ini bukan perbedaan utamanya.
- D (Salah): Tempe memang menghasilkan senyawa mirip antibiotik alami, tapi tujuan utamanya adalah pemecahan protein. Yoghurt tidak menghasilkan gas sebagai produk utama.
Soal 3.
Seorang peternak sapi perah memiliki masalah dengan limbah kotoran sapi yang menumpuk dan menimbulkan bau tidak sedap. Ia ingin memanfaatkan limbah tersebut untuk sesuatu yang berguna bagi peternakannya. Aplikasi bioteknologi manakah yang paling tepat untuk ia terapkan?
A. Membuat kotoran sapi menjadi pakan ternak tambahan melalui fermentasi.
B. Mengolah kotoran sapi dalam *digester* anaerobik untuk menghasilkan biogas sebagai bahan bakar.
C. Menggunakan kotoran sapi sebagai media tanam langsung untuk tanaman hidroponik.
D. Menambahkan ragi pada kotoran sapi untuk dibuat menjadi tempe kotoran sapi.
Pembahasan:
* Jawaban: B
- A (Salah): Meskipun fermentasi bisa dilakukan, kotoran sapi (feses) tidak lazim dan tidak higienis diolah kembali menjadi pakan (koprofagi).
- B (Benar): Ini adalah aplikasi bioteknologi yang sangat umum. Kotoran sapi dimasukkan ke dalam *digester* (tangki kedap udara). Bakteri anaerobik akan memfermentasi kotoran tersebut dan menghasilkan gas metana (CH4), yang dikenal sebagai biogas. Biogas ini bisa digunakan untuk memasak atau penerangan, menyelesaikan dua masalah sekaligus (limbah dan energi).
- C (Salah): Kotoran sapi mentah terlalu "panas" (kaya amonia) dan bukan media yang steril untuk hidroponik.
- D (Salah): Tempe dibuat dari kedelai, bukan kotoran sapi.
Soal 4.
Bioteknologi modern, seperti rekayasa genetika, mampu menghasilkan tanaman jagung yang tahan terhadap serangan hama serangga. Keuntungan utamanya adalah hasil panen meningkat. Namun, para aktivis lingkungan khawatir akan dampak jangka panjangnya. Manakah analisis risiko lingkungan yang paling relevan terkait tanaman transgenik (rekayasa genetika) ini?
A. Tanaman jagung tersebut mungkin memiliki rasa yang berbeda sehingga tidak laku dijual.
B. Serangga yang memakan jagung tersebut akan mati, sehingga mengurangi keanekaragaman hayati dan mengganggu rantai makanan.
C. Harga benih jagung transgenik terlalu mahal bagi petani kecil.
D. Jagung tersebut membutuhkan lebih banyak air daripada jagung biasa.
Pembahasan:
* Jawaban: B
- A (Salah): Ini adalah risiko pasar/ekonomi, bukan risiko lingkungan.
- B (Benar): Ini adalah analisis risiko lingkungan (ekologi) yang paling tepat. Jika jagung itu "beracun" bagi hama A, ia mungkin juga "beracun" bagi serangga non-target B (misalnya kupu-kupu atau lebah), atau hama A menjadi resisten. Jika hama A musnah, hewan yang memakan hama A (misalnya burung) akan kehilangan sumber makanan. Ini mengganggu keseimbangan rantai makanan.
- C (Salah): Ini adalah risiko sosial-ekonomi, bukan risiko lingkungan.
- D (Salah): Ini tidak selalu benar; ketahanan hama tidak berhubungan langsung dengan kebutuhan air.
Soal 5.
Ibu ingin membuat acar (asinan) mentimun agar lebih awet. Ia merendam potongan mentimun dalam larutan cuka, gula, dan garam, lalu menyimpannya dalam toples tertutup rapat. Prinsip bioteknologi (atau pengawetan biologis) apa yang diterapkan oleh Ibu?
A. Menciptakan kondisi asam (pH rendah) yang tidak disukai oleh bakteri pembusuk.
B. Menambahkan gula sebagai sumber makanan bagi ragi agar terjadi fermentasi alkohol.
C. Menggunakan garam untuk menarik semua air keluar dari mentimun (osmosis) sehingga mentimun mengering.
D. Menutup toples agar tidak ada oksigen sehingga bakteri aerob mati.
Pembahasan:
* Jawaban: A
- A (Benar): Cuka adalah asam asetat. Penambahan cuka (dan juga hasil fermentasi alami yang menghasilkan asam laktat) akan menurunkan pH larutan secara drastis. Lingkungan yang sangat asam ini menghambat atau membunuh sebagian besar bakteri pembusuk, sehingga mentimun menjadi awet.
- B (Salah): Tujuan pembuatan acar bukanlah fermentasi alkohol. Gula ditambahkan lebih untuk rasa, bukan untuk makanan ragi.
- C (Salah): Garam memang menarik air (osmosis), tetapi tujuannya bukan mengeringkan mentimun (acar tetap berair), melainkan membantu menciptakan lingkungan yang tidak cocok bagi mikroba. Peran utama pengawetan di sini adalah cuka (asam).
- D (Salah): Menutup toples memang mengurangi oksigen, tetapi bakteri pembusuk anaerobik masih bisa tumbuh. Faktor utama pengawetnya adalah kondisi asam.
Soal 6.
Di sebuah pemukiman padat penduduk yang terletak di bantaran sungai, terjadi wabah penyakit diare dan gatal-gatal kulit secara bersamaan. Diketahui bahwa warga di pemukiman tersebut memiliki kebiasaan membuang sampah domestik (rumah tangga) dan limbah MCK (Mandi, Cuci, Kakus) langsung ke sungai. Manakah analisis yang paling tepat mengenai hubungan antara kebiasaan warga dan wabah penyakit tersebut?
A. Gatal-gatal disebabkan oleh gigitan serangga yang berkembang biak di tumpukan sampah.
B. Diare disebabkan oleh virus yang terbawa udara dari bau tumpukan sampah.
C. Sampah domestik menyumbat aliran sungai sehingga terjadi banjir yang membawa penyakit.
D. Air sungai telah tercemar berat oleh bakteri (seperti *E. coli*) dari limbah MCK yang digunakan warga untuk aktivitas sehari-hari.
Pembahasan:
* Jawaban: D
- A (Salah): Gatal-gatal karena limbah di sungai lebih mungkin disebabkan oleh kontak langsung dengan air yang terkontaminasi bakteri atau jamur, bukan hanya serangga dari sampah.
- B (Salah): Diare adalah penyakit saluran cerna (*ingestion*), penularannya melalui air atau makanan yang terkontaminasi kuman (fecal-oral), bukan ditularkan melalui udara (inhalasi) dari bau sampah.
- C (Salah): Banjir memang bisa menyebarkan penyakit, tetapi wabah ini terjadi spesifik di pemukiman yang menggunakan air sungai tersebut. Penyebab utamanya adalah kualitas airnya, bukan banjirnya.
- D (Benar): Ini adalah analisis sebab-akibat yang paling logis. Limbah MCK (feses) mengandung bakteri patogen seperti *E. coli* atau *Vibrio cholerae*. Ketika limbah ini mencemari sungai, dan warga menggunakan air sungai yang sama untuk mandi (menyebabkan gatal/penyakit kulit) atau mencuci piring/minum (menyebabkan diare), maka terjadilah wabah.
Soal 7.
Di daerah perkotaan, polusi udara akibat asap kendaraan bermotor sangat tinggi. Salah satu gas berbahaya adalah Karbon Monoksida (CO). Jika seseorang terlalu lama menghirup gas CO di jalan yang macet, apa dampak langsung yang paling mungkin terjadi pada sistem tubuhnya?
A. Gas CO akan merusak alveolus di paru-paru sehingga sulit bernapas.
B. Gas CO akan mengiritasi tenggorokan dan menyebabkan batuk kronis.
C. Gas CO akan mengikat hemoglobin di darah lebih kuat daripada oksigen, sehingga tubuh kekurangan oksigen.
D. Gas CO akan larut dalam darah dan meracuni organ hati.
Pembahasan:
* Jawaban: C
- A (Salah): Gas yang merusak alveolus secara langsung biasanya adalah polutan lain seperti SO2 atau Ozon (O3).
- B (Salah): Iritasi tenggorokan lebih sering disebabkan oleh gas seperti SO2, NO2, atau partikulat (debu).
- C (Benar): Ini adalah mekanisme keracunan CO yang utama. Hemoglobin (Hb) di sel darah merah bertugas mengangkut oksigen (O2). Sialnya, Hb memiliki afinitas (daya ikat) terhadap CO 200-300 kali lebih kuat daripada terhadap O2. Jika CO masuk, Hb akan "lebih memilih" mengikat CO (menjadi HbCO). Akibatnya, darah tidak bisa mengangkut O2, dan sel-sel tubuh "tercekik" kekurangan oksigen.
- D (Salah): Organ utama yang diracuni oleh CO (secara tidak langsung) adalah otak dan jantung karena kekurangan oksigen, bukan hati.
Soal 8.
                    Perhatikan jaring-jaring makanan di sawah berikut: 
                    Padi -> Tikus -> Ular 
                    Padi -> Belalang -> Katak -> Ular 
                    Padi -> Wereng -> Laba-laba -> Katak -> Ular 
                    
                    Petani memutuskan menggunakan pestisida kimia kuat untuk membasmi semua serangga (Belalang, Wereng, Laba-laba). Apa dampak analisis jangka panjang yang paling mungkin terjadi pada ekosistem tersebut?
                
A. Panen padi akan meningkat drastis karena semua hama serangga mati.
B. Populasi ular akan meningkat karena mangsanya (tikus) tidak dibasmi.
C. Populasi tikus akan meledak (meningkat tajam) karena predatornya (ular) berkurang.
D. Populasi katak akan meningkat karena tidak ada lagi serangga yang beracun.
Pembahasan:
* Jawaban: C
- A (Salah): Ini adalah dampak jangka pendek. Jangka panjangnya, masalah baru akan timbul.
- B (Salah): Populasi ular justru akan *turun* drastis karena kehilangan 2 dari 3 sumber makanannya (katak mati, laba-laba mati -> katak mati).
- C (Benar): Mari kita analisis. Jika semua serangga mati, laba-laba (yang makan wereng) akan mati. Katak (yang makan belalang dan laba-laba) akan mati kelaparan atau bermigrasi karena kehabisan makanan. Ular (yang makan tikus dan katak) akan kehilangan salah satu sumber makanan utamanya (katak). Akibatnya, populasi ular menurun. Ketika predator utama tikus (ular) menurun, populasi tikus tidak terkendali dan akan meledak. Ini disebut *resurjensi hama sekunder*.
- D (Salah): Populasi katak akan *menurun* drastis atau musnah karena kehabisan makanan (belalang dan laba-laba).
Soal 9.
Sebuah keluarga ingin mengurangi jumlah sampah yang mereka buang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Sampah mereka terdiri dari sisa sayuran, botol plastik, kertas koran, dan kaleng minuman. Penerapan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) yang paling efektif untuk sisa sayuran adalah...
A. *Reduce*, dengan cara tidak membeli sayuran sama sekali.
B. *Reuse*, dengan cara memberikan sisa sayuran untuk pakan ternak tetangga.
C. *Recycle*, dengan cara mengolahnya menjadi kompos menggunakan komposter.
D. *Replace* (bagian dari Reduce), dengan cara mengganti sayuran dengan makanan instan.
Pembahasan:
* Jawaban: C
- A (Salah): Ini tidak logis. *Reduce* untuk sayuran bisa berarti memasak secukupnya agar tidak ada sisa, tetapi bukan tidak membeli sama sekali.
- B (Salah): Ini adalah contoh *Reuse* (menggunakan kembali) yang baik, tetapi jika tidak ada tetangga yang punya ternak, opsi ini tidak bisa dilakukan. Opsi C lebih universal. *Catatan: Beberapa ahli memasukkan ini ke 'Recycle' (daur ulang biologis).*
- C (Benar): *Recycle* (daur ulang) tidak hanya untuk barang anorganik. Mengolah sampah organik (sisa sayuran) menjadi kompos adalah bentuk *recycle* biologis. Kompos ini mendaur ulang nutrisi kembali ke tanah.
- D (Salah): Mengganti sayuran dengan makanan instan justru akan menambah sampah (kemasan) dan tidak sehat (isu kesehatan).
Soal 10.
Sampah elektronik (seperti HP bekas, baterai, dan TV rusak) yang dibuang sembarangan ke tanah dianggap lebih berbahaya daripada sampah plastik. Mengapa analisis ini benar?
A. Sampah elektronik lebih sulit terurai (non-biodegradable) dibandingkan sampah plastik.
B. Sampah elektronik mengandung logam berat (seperti Merkuri, Timbal, Kadmium) yang dapat meresap ke tanah dan mencemari air tanah.
C. Sampah elektronik memakan lebih banyak ruang di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) daripada sampah plastik.
D. Sampah elektronik jika terkena panas dapat meledak dan menyebabkan kebakaran.
Pembahasan:
* Jawaban: B
- A (Salah): Keduanya (plastik dan elektronik) sama-sama sangat sulit terurai (non-biodegradable). Ini bukan perbedaan utamanya.
- B (Benar): Ini adalah alasan utama mengapa *e-waste* sangat berbahaya. Komponen elektronik mengandung logam berat beracun (B3 - Bahan Berbahaya dan Beracun). Jika dibuang sembarangan, hujan akan melarutkan logam berat ini (proses *leaching* / pelindian), membawanya meresap ke dalam tanah, dan akhirnya mencemari air tanah (akuifer) yang mungkin digunakan sebagai sumber air minum.
- C (Salah): Isu utamanya bukan volume (ruang), tetapi toksisitas (racun).
- D (Salah): Meskipun baterai bisa meledak, risiko utama dari *e-waste* secara umum adalah pencemaran logam berat.
Soal 11.
Sebuah desa di tepi pantai sering mengalami abrasi (pengikisan pantai) yang parah. Air laut sudah mulai menggenangi pemukiman warga saat pasang. Pemerintah setempat ingin menerapkan solusi berbasis *Eko-teknologi* (teknologi ramah lingkungan) untuk mengatasi masalah ini. Solusi manakah yang paling sesuai dengan prinsip tersebut?
A. Membangun dinding beton (tanggul laut) yang tinggi di sepanjang garis pantai.
B. Merelokasi (memindahkan) seluruh desa ke daerah yang lebih tinggi.
C. Menanam hutan bakau (mangrove) secara masif di sepanjang garis pantai.
D. Mengeruk pasir dari dasar laut untuk menimbun kembali pantai yang terkikis.
Pembahasan:
* Jawaban: C
- A (Salah): Ini adalah solusi *hard-engineering* (teknik sipil berat). Dinding beton tidak ramah lingkungan, merusak ekosistem pantai, dan seringkali hanya memindahkan masalah abrasi ke lokasi sebelahnya.
- B (Salah): Ini adalah solusi sosial (adaptasi), bukan penerapan teknologi di lokasi tersebut.
- C (Benar): Ini adalah *Eko-teknologi* atau *Green-engineering*. Hutan bakau bertindak sebagai "dinding alami" yang akarnya mencengkeram tanah dan menahan sedimen. Rumpun bakau juga mampu memecah energi ombak secara efektif sehingga mengurangi abrasi. Selain itu, bakau menciptakan ekosistem baru (tempat ikan, kepiting), sehingga ramah lingkungan.
- D (Salah): Mengeruk pasir (reklamasi) seringkali bersifat sementara (pasir akan terkikis lagi) dan dapat merusak ekosistem dasar laut tempat pasir diambil.
Soal 12.
Untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, pemerintah mendorong penggunaan energi terbarukan. Salah satu pilihannya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan membangun bendungan (waduk) besar. Manakah analisis yang paling tepat mengenai *dampak positif* dan *dampak negatif* dari teknologi PLTA tersebut?
A. Positif: Menghasilkan listrik tanpa emisi CO2. Negatif: Membutuhkan biaya perawatan yang sangat mahal setiap hari.
B. Positif: Menghasilkan listrik tanpa emisi CO2. Negatif: Menenggelamkan area hutan/desa yang luas dan mengubah ekosistem sungai.
C. Positif: Air di waduk bisa untuk irigasi. Negatif: Listrik yang dihasilkan tidak stabil karena bergantung pada cuaca.
D. Positif: Menciptakan lapangan kerja. Negatif: Bendungan sering jebol dan menyebabkan banjir bandang.
Pembahasan:
* Jawaban: B
- A (Salah): Dampak negatifnya benar, tetapi biaya perawatan harian PLTA setelah dibangun justru relatif murah dibandingkan PLTU (batu bara). Biaya *pembangunan* awalnya yang mahal.
- B (Benar): Ini adalah analisis (trade-off) yang paling seimbang. Sisi positifnya jelas: energi bersih tanpa emisi gas rumah kaca (CO2). Sisi negatifnya yang paling signifikan adalah dampak sosial dan ekologi: area yang sangat luas (bisa ribuan hektar) harus ditenggelamkan, memaksa relokasi warga dan hilangnya keanekaragaman hayati (hutan). Bendungan juga menghalangi migrasi ikan.
- C (Salah): Dampak negatifnya tidak tepat. PLTA justru salah satu energi terbarukan yang paling *stabil* karena air waduk bisa diatur, tidak seperti PLTS (surya) atau PLTB (angin) yang bergantung cuaca harian.
- D (Salah): Bendungan modern dirancang sangat aman. Risiko jebol itu ada, tetapi bukan dampak negatif utama yang "pasti" terjadi.
Soal 13.
Seorang petani ingin menerapkan sistem pertanian berkelanjutan (ramah lingkungan) dengan mengurangi penggunaan pupuk kimia (seperti Urea). Teknologi sederhana apakah yang bisa ia terapkan untuk menjaga kesuburan tanahnya secara alami?
A. Menggunakan pestisida nabati dari daun mimba untuk membasmi hama.
B. Menerapkan *rotasi tanaman* (tumpang sari) dengan tanaman kacang-kacangan.
C. Memasang panel surya untuk mengairi sawahnya.
D. Membakar sisa jerami di sawah agar abunya menjadi pupuk.
Pembahasan:
* Jawaban: B
- A (Salah): Pestisida (walau nabati) tujuannya untuk mengendalikan hama, bukan menyuburkan tanah (mengganti pupuk).
- B (Benar): Ini adalah teknologi pertanian kuno yang efektif. Tanaman kacang-kacangan (legum) memiliki bintil akar yang bersimbiosis dengan bakteri *Rhizobium*. Bakteri ini mampu "mengikat" Nitrogen (N2) bebas dari udara dan mengubahnya menjadi amonia/nitrat (pupuk alami) di dalam tanah. Dengan menanam kacang-kacangan setelah panen padi, petani "mengisi ulang" nitrogen tanah secara gratis tanpa pupuk kimia.
- C (Salah): Panel surya adalah untuk energi listrik (pompa air), tidak berhubungan langsung dengan kesuburan tanah.
- D (Salah): Membakar jerami justru melepaskan Karbon (dalam bentuk CO2) ke udara dan membunuh mikroorganisme tanah yang berguna. Seharusnya jerami dikomposkan.
Soal 14.
Taman kota modern sering dilengkapi dengan lubang biopori. Lubang vertikal yang diisi sampah organik ini memiliki dua fungsi utama:
- Mengatasi genangan air saat hujan.
- Mengelola sampah organik.
A. Sampah organik akan menyumbat lubang sehingga air tidak bisa masuk.
B. Air hujan akan melarutkan sampah organik menjadi gas metana.
C. Sampah organik memancing cacing dan mikroba, yang akan membuat terowongan-terowongan kecil di dinding lubang, sehingga air lebih cepat meresap ke tanah.
D. Cacing tanah akan memakan sampah organik dan mengubahnya menjadi air bersih.
Pembahasan:
* Jawaban: C
- A (Salah): Justru tujuannya agar air bisa masuk.
- B (Salah): Air hujan tidak melarutkan sampah menjadi gas metana. Gas metana dihasilkan dalam kondisi anaerob (tanpa udara), sedangkan biopori beraerasi.
- C (Benar): Ini adalah analisis mekanisme kerja biopori yang tepat. Sampah organik di dalam lubang adalah "umpan" (makanan) bagi fauna tanah (seperti cacing) dan mikroorganisme. Mereka akan datang dan beraktivitas di sekitar lubang. Aktivitas mereka (misalnya cacing membuat terowongan) akan menciptakan pori-pori dan rongga-rongga baru di dinding tanah lubang tersebut. Rongga inilah yang menjadi "jalan tol" bagi air hujan untuk meresap (infiltrasi) ke dalam tanah dengan sangat cepat, sekaligus sampah organiknya terkomposkan.
- D (Salah): Cacing mengubah sampah organik menjadi kascing (kotoran cacing/pupuk), bukan air bersih.
Soal 15.
Teknologi *water purification* (penjernihan air) sederhana sering menggunakan lapisan-lapisan bahan seperti kerikil, pasir, ijuk, dan arang aktif. Jika Anda diminta membuat alat penjernih air sederhana untuk air sungai yang keruh, apa fungsi utama dari lapisan arang aktif?
A. Menyaring benda-benda besar seperti daun dan ranting.
B. Menyaring lumpur dan partikel tanah yang sangat halus.
C. Menghilangkan bau, rasa tidak sedap, dan zat kimia beracun dari air.
D. Membunuh kuman dan bakteri yang ada di dalam air.
Pembahasan:
* Jawaban: C
- A (Salah): Ini adalah fungsi lapisan paling atas atau paling bawah (tergantung desain), yaitu kerikil besar.
- B (Salah): Ini adalah fungsi utama dari lapisan pasir dan ijuk (atau kapas) yang pori-porinya kecil.
- C (Benar): Arang (karbon) aktif memiliki sifat *adsorpsi* (bukan *absorpsi*). Permukaan arang yang sangat berpori-pori (luas permukaannya sangat besar) mampu "menangkap" dan mengikat molekul-molekul yang menyebabkan bau, rasa, warna keruh (yang tidak tersaring pasir), dan polutan kimia mikro.
- D (Salah): Arang tidak membunuh kuman secara efektif. Untuk membunuh kuman (desinfeksi), diperlukan proses lanjutan seperti pemberian klorin, ozon, atau penyinaran UV (ultraviolet).
Semoga bermanfaat latihan soal OSN IPA SD Tentang Isu kesehatan lingkugan dan teknologi ini.
